Mengapa Pejabat Lebih Memilih Orang Terdekat?

Topik blog kali ini muncul karena banyaknya topik media elektronik yang saat ini membahas capres dan bacawapres 2024 nanti, padahal masih di bulan Februari 2024 nanti lho. Sebelumnya saya berikan disclaimer dulu bahwa topik ini 100% adalah opini dari penulis sendiri, dan tidak mencerminkan / mewakilkan pihak manapun. Jadi jangan baper ya.

Bukan menjadi rahasia lagi kalau seorang pemimpin pasti mempunyai kuasa dan power dalam memilih timnya atau sub-pemimpin yang akan memimpin grup atau tim kelompok tertentu. Seperti halnya para pejabat yang lebih memilih orang terdekat, kemudian dari netizen sendiri langsung menyindir titipan. Lantas kalau kita sebagai pemimpin memilih bawahan tapi si dia (orang terdekat) banyak yang tidak suka, lalu kita salah?

Orang Terpercaya

Jika saya adalah seorang pemimpin, kemudian disuruh memilih siapa yang dipercaya dapat memimpin sebuah grup atau kelompok tertentu maka jawaban saya adalah mencari orang terdekat dengan saya dan individu tersebut terpercaya.

Ya dong! Jika saya seorang pemimpin tidak mungkin saya memilih orang asal dan tidak saya kenal. Saya sudah pasti hanya akan memilih orang yang saya kenal, saya mengerti, dan orang tersebut sudah terpercaya. Definisi terpercaya ini ada multi makna menurut saya. Pertama, dia memang kompeten, kedua dia bisa dipercaya, dan ketiga berdasarkan track record dia memang mampu.

Orang Dekat

Kenapa harus orang dekat? Kalau kalian bertanya kepada saya, maka jawabannya simpel saja. Tidak mungkin saya pilih orang yang tidak saya kenal, walaupun ada yang merekomendasikan bahwa dia bagus. Karena sebaik-baik wakil orang yang bisa kita percayakan adalah orang terdekat kita. Karena kita tahu plus dan minusnya.

Hak Pilih

Terlepas dari pro dan kontra terkait penilaian orang yang akan kita pilih, poin ketiga adalah hak pilih kita sebagai seorang pemimpin. Mau orang itu tidak disukai atau disukai rasanya itu urusan belakangan. Yang terpenting adalah kita punya hak pilih, namun karena ada dua unsur sebelumnya, yaitu dekat dan terpercaya maka otomatis ada bukti yang bisa diberikan kalau orang tersebut yang kita pilih.

Saya masih netral dan masih menunggu bakal memilih siapa dalam pencapresan 2024 nanti. Setiap langkah politik akan saya lihat dari minimal 2-3 sudut pandang yang berbeda. Bukan berarti yang lama itu sempurna, bukan berarti juga yang baru lebih baik.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *