Minggu kemarin ada kabar duka datang dari Surabaya, Jawa Timur, bahwa terdengar ledakan bom yang diduga adalah salah satu gerakan para teroris. Lagi-lagi, bom tersebut meledak di sekitar gereja. Ya dimana kita tahu, kalau hari minggu itu adalah waktunya para umat kristiani menunaikan ibadah.
Sayangnya para pelaku pengeboman tewas, karena mereka bertiga melakukan aksi bunuh diri. Cara yang dilakukan cukup klasik, yaitu dengan mengendarai mobil, si pelaku menabrakkan mobilnya keĀ Gereja Pantekosta. Menurut para petugas, diduga para ketiga pelaku bom bunuh diri diduga adalah satu keluarga.
Kronologi kejadian bom di Surabaya
Bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.
Selang sekitar lima menit kemudian bom kedua meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Kemudian tidak lama bom meledak di gereja GKI di jalan Diponegoro.
Bisa dikatakan ketiga ledakan bom tersebut sudah direncanakan dan besar kemungkinannya ketiga pelaku yang sudah tewas ini sudah merencanakan matang-matang.
Ayahnya bernama Dita, istrinya dan kedua anaknya diduga melakukan aksi ini secara serentak. Menurut informasi yang dihimpun kepolisian, Sebelumnya ayahnya mengantar terlebih dahulu istri dan kedua anaknya ke lokasi pengeboman.
#prayforsurabaya
Mendengar pidato dari presiden Joko Widodo, beliau menyatakan seluruh korban sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Bagi kalian yang ingin menyalurkan bantuan, sebaiknya lebih bermanfaat untuk menyumbangkan darah (donor darah) dan doa untuk saat ini bagi para korban.
Dimohon berhati-hati karena biasanya ada oknum yang tidak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan kedok menggalang bantuan dana, padahal uang tersebut tidak jelas mengalirnya ke arah mana dan tidak transparan.