Harus Liat: Pengakuan Kabar Dusta Dwi Hartanto

Halo semua, kali ini kita bakal mengutip berita yang cukup menarik di sini. Pagi ini saya buka beberapa berita, beberapa diantaranya mengangkat tema yang sama, yaitu tentang mahasiswa Indonesia Dwi Hartanto yang (dulu) melegenda.

Pengakuan Kabar Dusta Dwi Hartanto
Pengakuan Kabar Dusta Dwi Hartanto

Tidak hanya di media sosial saja dia terkenal, namun pada beberapa forum juga mengagungkan namanya hingga akhirnya kini kita semua tahu. Menurut salah satu rubrik berita beritagar, menuliskan bahwa semua pencapaian yang ia sebarkan melalui media ternyata hanya omong kosong belaka. Di sini saya mau highlight, tidak hanya satu kebohongan, namun setidaknya ada 29 kebohongan ups maaf, maksudnya 36 kebohongan total, dikutip dari beritagar, Wow!

Ternyata tidak hanya beberapa warganet saja yang terpedaya oleh pernyataan manis dari Dwi Hartanto. Bahkan setidaknya, forum ternama di Indonesia seperti Mata Najwa juga kebobolan pak, hihihi… Agak ironis, tapi apa daya ya kalau nasi sudah menjadi bubur. Yang penting sekarang dia sudah mengakui kesalahannya, yah walau sudah bertahun-tahun di ekspos tapi surat pengakuan baru terbit beberapa tahun setelahnya.

Tidak hanya itu, beberapa media elektronik yang sudah ternama dan (katanya) terbukti informasi yang didapatkan adalah resmi pun juga kebobolan. Diantaranya detik, liputan6, tempo dan mungkin masih banyak lagi ya, beberapa media elektronik yang hanya modal copy paste saja.

Sengaja atau tidak disengaja?

Menurut surat klarifikasi yang sudah ia tulis dan di sebarkan di arsip ppidelft, ia sudah menandatangani surat bermaterai dan pada semua point telah mengakui akan kesalahannya, yaitu rumor yang ada di media sosial atau berita atau pencapaian dirinya itu adalah tidak benar. Jadi terbukti Dwi Hartanto telah melanggar kode etik.

Link surat klarifikasi asli: lihat

Menurut surat klarifikasi yang secara sadar ia tanda tangan sih, Dwi Hartanto ternyata khilaf atas dusta atau kebohongannya. Khilaf pengertiannya berarti tidak disengaja, di luar kesadaran dan juga tidak diduga-duga. Apakah benar?

Coba kalian tonton video yang satu ini apakah benar-benar dalam mode khilaf? Hihihi Ayo tonton sebelum dihapus yang empunya ya…  https://www.youtube.com/watch?v=GGSvqwL4_Jc

Gila gelar?

Dengan beberapa kekhilafan yang katanya ia lakukan, apakah itu pertanda pak Dwi Hartanto ini gila akan gelar dan prestasi?

Media televisi kena telak

Kebohongan dan dusta dibuat sedemikian rupa bahkan hingga media televisi ikut kena tipu. Kok bisa? Bukankah berita yang dimuat dalam televisi seharusnya sudah melalui standar nasional dan sudah disurvey terlebih dahulu? Iya benar, namun ternyata bisa jebol juga tuh.

Pertanyaannya adalah: Mengapa tidak dibuat klarifikasi dulu ke otoritas autentik contoh: Menanyakan program doktor PhD ke universitas ia sedang belajar, mengirim surat ke otorisasi tertentu untuk mengklarifikasi berita tersebut, dll.

Akhir kata, rasanya kejadian seperti ini bakal terjadi lagi (mungkin) kalau tidak adanya verifikasi dan klarifikasi ke otoritas terkait. Karena jujur saja, kebanyakan media sekarang hanya mengejar rating dan kehebohan belaka, ketimbang fakta yang disajikan atau konten yang disajikan. Karena sangat fatal jika informasi sudah disebar ke televisi dalam jangka nasional, hal tersebut bukan hanya menjadi informasi namun juga konsumsi dan kadang menjadi kiblat masyarakat.

sumber: beritagar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *